Perencanaan Penulisan Karangan Ilmiah
Karangan yang terdiri dari beberapa paragraf, masing-masing
dari paragraf tersebut berisi pikiran utama dan
diikuti oleh pikiran-pikiran penjelas. Sebuah
paragraf belum tentu dapat berwujud
keseluruhan karangan. Namun, sebuah paragraf sudah
bisa memberikan suatu informasi kepada
pembaca karena ada kalanya suatu karangan
hanya berisi satu paragraf saja sehingga dalam karangan
tersebut hanya berisi satu pikiran pokok.
Pengertian Karangan Menurut
Ahli
Pada
umumnya, karangan dipandang sebagai suatu perbuatan atau kegiatan komunikatif
antara penulis dan pembaca berdasarkan teks yang telah dihasilkan (Ahmadi,
1988: 20). Begitu juga istilah karangan (komposisi) yang dikemukakan Ahmadi
(1990: 1) bahwa karangan diartikan sebagai rangkaian kata-kata atau kalimat.
Selain itu, karangan menurut Gie (1995: 17) memiliki pengertian karangan adalah
hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan
dimengerti oleh pembaca.
Karangan adalah suatu
karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan
menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis
karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi,
eksposisi, argumentasi, dan persuasi. Terdapat jenis Karangan yaitu karya
tulis non-ilmiah, semi ilmiah dan ilmiah.
1.
Karangan
Non-Ilmiah
Karangan non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan
fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari,
bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya
bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Ciri-ciri karya tulis non-ilmiah, yaitu:
- Ditulis
berdasarkan fakta pribadi,
- Fakta
yang disimpulkan subyektif,
- Gaya
bahasa konotatif dan populer,
- Tidak memuat
hipotesis,
- Penyajian
dibarengi dengan sejarah,
- Bersifat
imajinatif,
- Situasi
didramatisir,
- Bersifat
persuasif.
- Tanpa dukungan bukti
Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah, yaitu:
- Dongeng
- Cerpen
- Novel
- Drama
- Roman
1.
Karangan Semi Ilmiah
Karya tulis semi ilmiah merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan yang ditulis dengan bahasa konkret dan formal, kata-katanya teknis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya. Karya tulis ini juga merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering dimasukkan dalam karya tulis ini.
1.
Karangan
Ilmiah
Karangan Ilmiah menurut
Eko Susilo (1995: 11) merupakan suatu karangan atau tulisan yang diperoleh
sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, penelitian,
peninjauan dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan
sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya.
Karangan ilmiah adalah
biasa disebut karya ilmiah, yakni laporan tertulis dan diterbitkan yang
memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang
atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan
ditaati oleh masyarakat keilmuan. Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain
laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang
pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data,
simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut
dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian
selanjutnya.
Ciri
- ciri Karangan Ilmiah
Karangan ilmiah mempunyai beberapa ciri-ciri, diantaranya:
•
Sistematis, artinya mengikuti pola pengembangan
tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya.
•
Objektif, artinyapembahasan suatu hasil
penelitian sesuai dengan yang ditelit
•
Cermat, tepat, dan benar.
•
Tidak persuasive.
•
Tidak argumentative.
•
Tidak emotif.
•
Netral, artinya tidak mengejar keuntungan sendiri atau
pihak lain.
•
Tidak melebih-lebihkan sesuatu.
Bahasa
Dalam Karangan Ilmiah
•
Bahasa dalam karangan ilmiah menggunakan ragam
bahasa Indonesia resmi. Ciri-ciri ragam resmi yaitu :
•
menerapkan kesantunan ejaan (EYD/Ejaan Yang
Disempurnakan),
•
kesantunan diksi,
•
kesantunan kalimat,
•
kesantunan paragraph,
•
menggunakan kata ganti pertama “penulis”, bukan
saya, aku, kami atau kita,
•
memakai kata baku atau istilah ilmiah, bukan
popular, menggunakan makna denotasi, bukan konotasi,
•
menghindarkan pemakaian unsur bahasa kedaerahan
Tahapan
Pembuatan Perencanaan Karangan
- Prapenulisan:
Menurut Minto Rahayu dalam buku Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi, tahap prapenulisan merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis yang mencakup beberapa langkah yaitu:
1)
Menentukan topik atau judul, masalah, tujuan, dan
kalimat tesis
2)
Menyusun ragangan (garis besar isi dan
menyempurnakannya menjadi kerangka karangan lengkap setelah datanya lengkap),
3)
Menetapkan landasan teoritis,
4)
Menetapkan sumber data (primer, sekunder) dan cara
mengumpulkannya,
5)
Menetapkan metode pembahasan,
6)
Menyusun daftar pustaka sementara, dan
7) Menjadwalkan pelaksanaaanya.
B. Penulisan:
a. Menulis keseluruhan naskah secara konseptual, disertai kutipan atau data yang diperlukan;
b. Penulisan tersebut mencakup:
i. Bagian pelengkap pendahuluan seperti halaman judul, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel.
ii. Bagian naskah utama terdiri dari pendahuluan, bahasan utama, dan kesimpulan dan saran.
a. Menulis keseluruhan naskah secara konseptual, disertai kutipan atau data yang diperlukan;
b. Penulisan tersebut mencakup:
i. Bagian pelengkap pendahuluan seperti halaman judul, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel.
ii. Bagian naskah utama terdiri dari pendahuluan, bahasan utama, dan kesimpulan dan saran.
C. Penyuntingan (Editing): penyuntingan naskah, penyuntingan materi,
dan penyuntingan bahasa. Dengan adanya tahap penyuntingan (revisi), semua
kesalahan dan kekurangan itu dapat diantisipasi.
Langkah – Langkah
Membuat Karangan
•
Dalam merencanakan sebuah karangan supaya
menghasilkan suatu karangan yang baik dan sistematis, terdapat
langkah-langkahnya yakni menentukan:
1. Topik Karangan
Topik karangan adalah ide sentral yang berfungsi mengikat keseluruhan uraian, deskripsi, penjelasan, dan seluruh pembuktian. Topik merupakan inti bahasan yang menjiwai seluruh karangan. Seluruh karangan harus mencerminkan topik tersebut.
Fungsi topik karangan:
a. Mengikat keseluruhan isi;
b. Memudahkan pengembangan ide bagi penulis;
c. Memberikan daya tarik dan mudah dimengerti bagi pembaca;
a. Mengikat keseluruhan isi;
b. Memudahkan pengembangan ide bagi penulis;
c. Memberikan daya tarik dan mudah dimengerti bagi pembaca;
Pemilihan topik untuk
karangan ilmiah, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
a. Bermanfaat untuk perkembangan ilmiah atau profesi penulis;
b. Menarik untuk ditulis dan dibaca;
c. Dikuasai dengan baik;
d. Bersifat terbatas dalam artian tidak terlalu luas;
e. Didukung data yang relevan;
a. Bermanfaat untuk perkembangan ilmiah atau profesi penulis;
b. Menarik untuk ditulis dan dibaca;
c. Dikuasai dengan baik;
d. Bersifat terbatas dalam artian tidak terlalu luas;
e. Didukung data yang relevan;
2. Judul Karangan
Judul karangan pada dasarnya adalah perincian atau jabaran dari topik atau judul merupakan nama yang diberikan untuk bahasan atau karangan, judul berfungsi sebagai slogan promosi untuk menarik minat pembaca dan sebagai gambaran isi karangan. Judul lebih spesifik dan sering menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas.
Syarat Judul yang Baik:
a. Sesuai dengan topik;
b. Sesuai dengan isi karangan;
c. Berbentuk frasa bukan kalimat;
d. Singkat;
e. Jelas;
f. Menarik minat pembaca;
Judul karangan pada dasarnya adalah perincian atau jabaran dari topik atau judul merupakan nama yang diberikan untuk bahasan atau karangan, judul berfungsi sebagai slogan promosi untuk menarik minat pembaca dan sebagai gambaran isi karangan. Judul lebih spesifik dan sering menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas.
Syarat Judul yang Baik:
a. Sesuai dengan topik;
b. Sesuai dengan isi karangan;
c. Berbentuk frasa bukan kalimat;
d. Singkat;
e. Jelas;
f. Menarik minat pembaca;
3. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ialah gambaran atau perencanaan menyeluruh yang akan mengarahkan penulis dalam melakukan tindakan menyelesaikan tugasnya. Dengan mengetahui tujuan, penulis akan dapat menentukan bahan tulisan, organisasi karangan, dan sudut pandang.
Tujuan penulisan ialah gambaran atau perencanaan menyeluruh yang akan mengarahkan penulis dalam melakukan tindakan menyelesaikan tugasnya. Dengan mengetahui tujuan, penulis akan dapat menentukan bahan tulisan, organisasi karangan, dan sudut pandang.
4. Bahan penulisan
Yang dimaksud dengan bahan penulisan ialah semua informasi yang digunakan untuk mencapai tujuan penulisan. Informasi itu, mungkin merupakan teori, contoh-contoh, rincian atau detail, perbandingan, sejarah kasus, fakta, hubungan sebab akibat, pengujian dan pembuktian, angka-angka, kutipan, gagasan dan sebagainya.
Yang dimaksud dengan bahan penulisan ialah semua informasi yang digunakan untuk mencapai tujuan penulisan. Informasi itu, mungkin merupakan teori, contoh-contoh, rincian atau detail, perbandingan, sejarah kasus, fakta, hubungan sebab akibat, pengujian dan pembuktian, angka-angka, kutipan, gagasan dan sebagainya.
a. Bahan pustaka
Berasal dari buku-buku yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas. Ada du macam bahan pustaka yang harus penulis kumpulkan. Yang pertama, bahan-bahan sumber yang bersifat teori. Ini biasanya digunakan untuk mencari definisi, pengertian, atau terminologi dan lain-lain dari bahan penelitian. Yang kedua, bahan sumber asli yang berasal dari seorang tokoh. Ini biasanya digunakan untuk studi tokoh atau pendapat seorang tokoh.
b. Wawancara
Wawancara (interview) adalah salah satu cara mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan kepada seorang yang dianggap berkompeten (berotoritas) tentang yang ditulis. Wawancara biasanya digunakan untuk mendapatkan data secara lisan. Alat bantu yang digunakan adalah alat perekam semacam tape recorder dan kamera video. Alat tersebut digunakan untuk memudahkan penyalinan kedalam bentuk tulis.
Wawancara (interview) adalah salah satu cara mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan kepada seorang yang dianggap berkompeten (berotoritas) tentang yang ditulis. Wawancara biasanya digunakan untuk mendapatkan data secara lisan. Alat bantu yang digunakan adalah alat perekam semacam tape recorder dan kamera video. Alat tersebut digunakan untuk memudahkan penyalinan kedalam bentuk tulis.
c. Angket
Angket (quesioner) adalah pertanyaan yang digunakan untuk menjaring pendapat (opini) orang tentang sesuatu. Jawaban pertanyaan sudah disediakan. Responden tinggal melingkari atau menyilangnya.
Angket (quesioner) adalah pertanyaan yang digunakan untuk menjaring pendapat (opini) orang tentang sesuatu. Jawaban pertanyaan sudah disediakan. Responden tinggal melingkari atau menyilangnya.
Kerangka
Karangan
Kerangka karangan merupakan
rencana penulisan yang mengandung ketentuan bagaimana kita menyusun karangan
itu. Kerangka karangan merupakan rencana penulisan akan bersifat konseptual,
menyeluruh, terarah, dan bersasaran bagi target pembacanya.
Yang mempengaruhi kerangka
karangan ini ialah tujuan dan bahan penulisan. Menyusun kerangka pada
hakikatnya membagi topik ke dalam subtopik dan selanjutnya ke dalam
sub-subtopik yang lebih kecil.
Fungsi Kerangka
Karangan
- Memperlihatkan pokok
bahasan, sub-sub bahasan karangan, dan memberi kemungkinan perluasan
bahasan tersebut sehingga memungkinkan penulisan menciptakan suasana
kreatif sesuai dengan variasi yang diinginkan;
- Mencegah pembahasaan
keluar dari sasaran yang sudah dirumuskan dalam topik judul, masalah,
tujuan, dan kalimat tesis;
- Memudahkan penulis
menyusun secara menyeluruh;
- Mencegah ketidaklengkapan bahasan;
Tahapan Penyusunan
Kerangka
- Tahapan pertama:
merumuskan topik yang jelas dan didasarkan pada suatu topik dan tujuan
yang ingin dicapai melalui topik tadi. Topik yang dirumuskan untuk
kepentingan suatu kerangka karangan hendaknya berbentuk pengungkapan
maksud-tujuan.
- Kedua ialah
mengumpulkan topik-topik bawahan yang dianggap merupakan rincian jelas
dari tesis atau pengungkapan maksud tadi (hal ini sering disebut dengan
istilah inventarisasi). Pada poin ini penulis diperbolehkan untuk mencatat
sebanyak-banyaknya tema-tema yang terlintas dalam benaknya, dan tidak
perlu langsung melakukan evaluasi pada tema-tema tadi.
- Ketiga ialah melakukan
evaluasi pada semua topik bawahan yang sudah dia catat pada langkah kedua
tadi. Evaluasi itu bisa diadakan dalam beberapa tahap sebagai berikut:
Apakah semua tema yang sudah
dia catat memiliki pertalian (relevansi) langsung dengan tesis atau
pengungkapan maksud. Dan apabila sama sekali tidak mempunyai hubungan maka
topik tersebut dihapus dari daftar di atas.
Semua tema yang masih
tersisa kemudian dievaluasi lebih lanjut. Jika ada dua topik atau lebih yang
hampir sama, maka mesti dibuat perumusan baru yang mencakup semua tema tadi.
Evaluasi lebih lanjut
ditujukan kepada persoalan, apakah semua topik memiliki derajat yang sama, atau
ada tema yang sejatinya merupakan rincian dari topik lain atau turunan dari
topik lain. Jika ada masukkanlah topik turunan itu ke dalam topik yang dianggap
lebih tinggi posisinya.
Ada kemungkinan bahwa ada
dua topik atau lebih yang memiliki derajat yang sama, tapi lebih rendah dari
topik yang lain. Jika terjadi hal yang demikian, maka usahakanlah agar mencari
satu topik yang lebih tinggi lain yang akan membawahi topik-topik tadi.
Manfaat Kerangka Karangan
•
Kerangka karangan adalah rencana kerja yang
mengandung ketentuan- ketentuan tentang pembagian dan penyusunan gagasan yang
memuat garis-garis besar suatu karangan.
•
Adapun manfaat kerangka karangan adalah:
1) Memudahkan penyusunan kerangka secara teratur sehingga karangan menjadi lebih sistematis dan mencegah penulis dari sasaran yang sudah dirumuskan dalam topik atau judul.
2) Memudahkan penempatan antara bagian karangan yang penting dan yang tidak penting.
3) Menghindari timbulnya pengulangan pembahasan.
4) Membantu mengumpulkan data dan sumber-sumber yang diperlukan.
1) Memudahkan penyusunan kerangka secara teratur sehingga karangan menjadi lebih sistematis dan mencegah penulis dari sasaran yang sudah dirumuskan dalam topik atau judul.
2) Memudahkan penempatan antara bagian karangan yang penting dan yang tidak penting.
3) Menghindari timbulnya pengulangan pembahasan.
4) Membantu mengumpulkan data dan sumber-sumber yang diperlukan.
Bentuk Kerangka Karangan
Lazimnya kerangka kalimat
berbentuk deklaratif (berita) yang lengkap untuk merumuskan setiap topik,
subtopik, atau sub-subtopik seperti dibawah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang: Isinya bahasan kesenjangan konsep ideal
dan fakta, kajian pustaka,
dan penalaran yang
menimbulkan masalah.
1.2 Perumusan Masalah: Isinya rumusan masalah dalam
1.2 Perumusan Masalah: Isinya rumusan masalah dalam
kalimat tanya yang akan
dibahas dan akhirnya akan
dijawab dalam kesimpulan.
1.3 Tujuan penulisan: isinya target yang ingin dicapai.
1.4 Pembatasan Masalah: Isinya perincian ruang lingkup
1.3 Tujuan penulisan: isinya target yang ingin dicapai.
1.4 Pembatasan Masalah: Isinya perincian ruang lingkup
pembahasan, tempat
penelitian, dan waktunya.
1.5 Metode Pembahasan: Isinya metode yang digunakan dalam
penelitian tersebut.
1.6 Sistematika Penulisan: Isinya adalah urutan-urutan sistem
1.6 Sistematika Penulisan: Isinya adalah urutan-urutan sistem
pembahasan.
BAB II
LANDASAN KONSEPTUAL / LANDASAN TEORI/ KERANGKA TEORI
•
LANDASAN TEORI: Rumusan teori yang berhubungan
dengan topik yang akan dibahas, misalnya: pengertian, bagian-bagian, dan
lain-lain yang sifatnya teoritis.
2.1 Deskripsi Teori
2.2 Kerangka Berpikir
2.3 Rumusan Hipotesis
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1.1 Metode Penelitian
1.2 Populasi dan Sampel
1.3 Variabel
1.4 Instrumen
1.5 Prosedur Pengukuran
1.6 Teknik Analisis
1.2 Populasi dan Sampel
1.3 Variabel
1.4 Instrumen
1.5 Prosedur Pengukuran
1.6 Teknik Analisis
BAB IV
HASIL PENELITIAN
HASIL PENELITIAN: Isinya
adalah inti pembahasan. Biasanya merupakan aplikasi teori, hasil dari seluruh
penelitian.
BAB V
PENUTUP
PENUTUP: Berisi kesimpulan
(jawaban masalah) dan saran-saran jika ada.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA: Berisi
referensi tentang penulisan.
Penyuntingan (Revisi)
Tahap revisi ini bertujuan
untuk memeriksa kembali tulisan yang telah jadi ataupun memperbaiki berbagai
kesalahan dan kekurangan dalam karya tulis. Yang direvisi dari karangan yang
telah dibuat meliputi:
a) Penyuntingan Naskah (data), data baru yang ditemukan memungkinkan untuk dilakukan penambahan ataupun penggantian data.
b) Penyuntingan Materi (pendapat baru), seringkali setelah menulis karangan penulis menemukan ide dan pendapat baru yang lebih baik dari pendapat lama sehingga perlu dilakukan revisi.
c) Penyuntingan Bahasa (ketikan), dalam penulisan karangan hendaknya melakukan pengeditan ulang terhadap bahan yang akan disajikan karena bahan tersebut harus sesuai dengan bahasa diksi, alinea dan kalimat. Contohnya: Penulisan kutipan yang benar, penulisan kata serapan yang sesuai EYD.
•
Merevisi
karangan sementara dengan memperhatikan hal-hal berikut :
•
Apakah
pengantar cukup kuat dan menyatakan tesis dengan jelas?
•
Apakah
karangan ditulis dengan mengikuti kerangkanya?
•
Apakah
paragraf-paragraf bertautan?
•
Terlalu
banyakkah kutipan yang dipakai?
•
Apakah
bahasanya mudah dipahami dan tidak berbelit?
•
Apakah
konsistensi dalam segala hal dijaga?
•
Apakah
cara penulisan kata sudah sesuai dengan EYD?
•
Apakah
daftar pustaka tersusun secara cermat?
•
Apakah
penutup cukup menarik?
Daftar Pustaka
Komentar
Posting Komentar